Barusan aku teringat sama seseorang yang aku gak kenal. Bingung kan?
Iya, aku emang gak kenal sama orang ini, tapi aku sudah sangat akrab sama suara dia melalui media radio. Yup, orang ini dulunya bekerja sebagai penyiar radio di beberapa radio di Palembang. Sejauh yang aku tahu, dia pernah siaran setidaknya di 3 stasiun radio berbeda.
Gak tau kenapa, hari ini kok inget sama dia. Aneh...? Sama, aku juga ngerasa aneh banget. Keanehan ini membawa aku kepada keisengan untuk meng-google dia. Ternyata sodara2, ketika aku masukin namanya di kolom google search muncul lah fakta2 yang membawa aku kepada sebuah blog, yang ternyata adalah blog kepunyaannya.
Aku baca setiap arsip secara random. Kadang, kita tidak benar2 mengenal seseorang kalau kita tidak pernah tau sisi lain dari orang tersebut. Bayangin, dia yang dulunya tiap pagi dan malem aku kupingin di radio, yang selalu bikin orang paling gak senyum karena kejayusannya, ternyata gak selalu happy setiap saat. Malah, dari beberapa judul yang aku baca di blog nya, menyimpan suatu kepahitan hidup yang aku aja yang baca sampe hampir nangis gitu. Gimana dia menceritakan betapa dia sangat mencintai seseorang yang ternyata tidak sepenuh hati membalas cintanya, sampe pergumulan religiusnya dengan Yang Maha Kuasa.
Dulu, aku paling suka dengerin dia siaran. Menurut aku, dia penyiar paling pinter dan talented. Bukan penyiar bersuara bagus tapi berotak kosong, yang sok sok ngomong pake bahasa Inggris, tapi salah. Dia tuh, berisi banget. Brillian! Adorable!
Bisa baca tulisan dia hari ini kayak menemukan harta karun yang lama terkubur di dasar lautan.
Sunday, January 25, 2009
Saturday, January 24, 2009
Recovered
It's been a tough week for me.
Seminggu ini badan rasanya melayang abis. Gak bisa diajakin kompromi. Semua sakit sepertinya nyantol di badan aku. Mulai dari pilek, batuk, sampe demam. Kompleks pokoknya.
Belum sampe di situ aja. Dengan kondisi badan yang ancur banget itu aku harus menghadapi UAS. Kebayang kan gimana lengkapnya penderitaan satu paket yang aku jalani? Oh...hanya Tuhan yang tau...
Bener2 perjuangan berat. Gimana bisa konsetrasi belajar coba kalo badan greges gitu. Belom lagi waktu ujian, yang namanya tulisan udah gak karuan lagi bentuknya, udah kayak tulisan anak kelas 1 SD yang baru bisa nulis halus kasar. Gimana bisa nulis kalo pegang pena aja gemeteran gitu coba...
Belum lagi batuk yang bikin aku disumpahi anak satu kelas. Gimana juga bisa konsentrasi ngisi jawaban kalo sibuk batuk sama ngelapin ingus yang meler hampir ke bibir *jorok banget kan...* Yang cukup melegakan adalah kepala saya tidak pusing. Sumpah, jagalah kesehatan apabila akan menghadapi ujian akhir semester.
Overall, nilai UAS yang bakal aku dapet nanti sangat mahal harganya. Bayangin, nilai itu aku dapet dengan cucuran ingus dan batuk2 ribut gak karuan. Ngomongin UAS kemaren, paling gak 4 huruf A sudah ditangan *sombong banget saya ya* Seharusnya gitu. Structure Grammar, Reading, Listening dan Vocabulary harusnya semua A. Kalo Speaking yang harus dipertanyakan, secara dosennya sepertinya dendam sama saya, mungkin dosennya gak suka ada mahasiswi yang ngomong Inggris terus. Namanya juga kelas Speaking, ya ngomong Inggris dung.... What so ever lah...
Anehnya, kelar ujian, semua penyakit langsung hilang sodara-sodara. Gila ya... maksudnya apa?
Ya sut... yang penting semua baik2 aja.
Seminggu ini badan rasanya melayang abis. Gak bisa diajakin kompromi. Semua sakit sepertinya nyantol di badan aku. Mulai dari pilek, batuk, sampe demam. Kompleks pokoknya.
Belum sampe di situ aja. Dengan kondisi badan yang ancur banget itu aku harus menghadapi UAS. Kebayang kan gimana lengkapnya penderitaan satu paket yang aku jalani? Oh...hanya Tuhan yang tau...
Bener2 perjuangan berat. Gimana bisa konsetrasi belajar coba kalo badan greges gitu. Belom lagi waktu ujian, yang namanya tulisan udah gak karuan lagi bentuknya, udah kayak tulisan anak kelas 1 SD yang baru bisa nulis halus kasar. Gimana bisa nulis kalo pegang pena aja gemeteran gitu coba...
Belum lagi batuk yang bikin aku disumpahi anak satu kelas. Gimana juga bisa konsentrasi ngisi jawaban kalo sibuk batuk sama ngelapin ingus yang meler hampir ke bibir *jorok banget kan...* Yang cukup melegakan adalah kepala saya tidak pusing. Sumpah, jagalah kesehatan apabila akan menghadapi ujian akhir semester.
Overall, nilai UAS yang bakal aku dapet nanti sangat mahal harganya. Bayangin, nilai itu aku dapet dengan cucuran ingus dan batuk2 ribut gak karuan. Ngomongin UAS kemaren, paling gak 4 huruf A sudah ditangan *sombong banget saya ya* Seharusnya gitu. Structure Grammar, Reading, Listening dan Vocabulary harusnya semua A. Kalo Speaking yang harus dipertanyakan, secara dosennya sepertinya dendam sama saya, mungkin dosennya gak suka ada mahasiswi yang ngomong Inggris terus. Namanya juga kelas Speaking, ya ngomong Inggris dung.... What so ever lah...
Anehnya, kelar ujian, semua penyakit langsung hilang sodara-sodara. Gila ya... maksudnya apa?
Ya sut... yang penting semua baik2 aja.
Saturday, January 03, 2009
If Ever
By. 3rd Storee
There's someone in love with you, you know
Just don't wanna let their feelings show
Because they're not sure that you
Could ever feel the same
But now he would like to take the chance
And hope that you both will find romance
In case you are willing
There's something I'd like you to know
(chorus)
Girl, if ever you call me
I'm there for you girl, right or wrong
I'm telling you now girl
If ever you need me
I promise you I'll give you my all
Someone who will love and sacrifice
Who knows what it means to treat you right
Someone who won't change his mind
But always feel the same
He wants you to open up your heart
And hopes that true love might one day start
Girl, if you are willing
There's something I'd like you to know
Baby...baby...
(chorus)
Darling here's my heart
Please take care my darling, dear
Cause I... I do... Love you... It's true
And I hope that you are willing girl
To love me in return
And if you are, I want you to know
(chorus)
Saturday, December 27, 2008
HOROR...
Ceritanya barusan aku kan buka YM. Nah, gak lama setelah aku OL, ada yang aneh terjadi. Di YM list aku, ID nya mas Emir tiba2 tebel, yang menandakan kalau ID itu sedang OL.
Hati aku langsung mencelos, siapa yang buka YM mas Emir? Mas Emir kan udah meninggal. Untuk beberapa saat aku cuma bengong ngeliatin YM list ku. Beberapa saat kemudian ternyata dia kirim IM. Dia bilang dia kembarannya mas Emir. Masa sih...?
Emang aku gak kenal lama sama mas Emir, tapi mana mungkin lah dia gak cerita kalau dia punya kembaran. Secara Mas Emir itu kan sayang banget sama keluarganya.
Sebelum dia meninggal, dia malah bilang kasian ibunya kalo dia meninggal gak ada yang jaga. Tapi kok tiba2 hari ini ada orang yang bisa buka YM mas Emir dan ngaku2 sodara kembarnya.
Aku gak tau deh, mana yang bener. Tapi hati aku bilang, gak mungkin. Pasti ini kerjaan Diah, sepupu mas Emir yang agak2 gimanaaaaaaa gitu. Soalnya nada chattingnya sama banget sama Diah, KETUS.
Pertama kali liat ID itu OL lagi, aku yang horor banget. Orang udah meninggal kok bisa chatting hiii....
Hati aku langsung mencelos, siapa yang buka YM mas Emir? Mas Emir kan udah meninggal. Untuk beberapa saat aku cuma bengong ngeliatin YM list ku. Beberapa saat kemudian ternyata dia kirim IM. Dia bilang dia kembarannya mas Emir. Masa sih...?
Emang aku gak kenal lama sama mas Emir, tapi mana mungkin lah dia gak cerita kalau dia punya kembaran. Secara Mas Emir itu kan sayang banget sama keluarganya.
Sebelum dia meninggal, dia malah bilang kasian ibunya kalo dia meninggal gak ada yang jaga. Tapi kok tiba2 hari ini ada orang yang bisa buka YM mas Emir dan ngaku2 sodara kembarnya.
Aku gak tau deh, mana yang bener. Tapi hati aku bilang, gak mungkin. Pasti ini kerjaan Diah, sepupu mas Emir yang agak2 gimanaaaaaaa gitu. Soalnya nada chattingnya sama banget sama Diah, KETUS.
Pertama kali liat ID itu OL lagi, aku yang horor banget. Orang udah meninggal kok bisa chatting hiii....
Friday, December 05, 2008
Yuk, Wel, Kita Saingan...!
Kamu suka bersaing?
Aku suka. Gimana, ya, persaingan itu bisa bikin lebih bersemangat aja buat aku. Tepatnya bisa lebih memotivasi menjadi lebih baik. Kalo ada orang yang bisa lebih pinter dari aku, mendapat nilai lebih baik, maka aku akan bersaing dengan orang itu.
Kalian boleh bilang ini sebagai rasa iri hati, what so ever you call it. Tapi buat aku, this is the field of the battle to be the best.
Hampir satu semester aku kuliah di STBA. Aku sudah hafal sekali watak2 dan tingkat kecakapan penghuni kelas 1C. So, waktu UTS dimulai, aku bisa lah mengira2 kira2 siapa yang bakal jadi pesaing berat ketika aku diharuskan mengumpulkan nilai sebanyak mungkin untuk menjadi yang terbaik.
Dan sebelum hasi UTS dibagiin, di otak aku waktu itu, orang yang harus diberi perhatian penuh adalah Putri, secara Putri profesi sehari2nya adalah guru les bahasa Inggris di English course cukup ternama di Palembang. Dan selain Purti, juga Welly, the rest (sorry to say) definitely not my level.
Kemarin, Ma'am Duma bagi'in hasil UTS Sructure Grammar. Sebelumnya, hari Senin kemarin Ma'am Duma bilang hasil UTS mengecewakan, karena hampir setengah kelas dapet E. Iya, dapet E sodara2. Aku yang langsung drop banget. Soalnya waktu selesai UTS aku sempet membahas soal2 sama Welly, my campus-best mate. Waktu itu si Welly cukup bikin drop karena ternyata kita banyak bedanya daripada samanya. Soalnya seminggu sebelum UTS kita sempet belajar bareng.
Dan ternyata sodara2, who's finally beat me at the test? Jawabannya bukan Putri. Karena ternyata score aku dan Putri terpaut 6 poin dengan Wiwiengurl sebagai pemenangnya. Justru diriku kalah 2 poin saja dari Welly Yansen. Iya, Welly, someone that I called my campus-best mate.
AAARRGGHHHH.....!
Ugh! Kesel banget rasanya. Bukan karena aku merasa dikalahkan oleh sohib sendiri. Tapi, kenapa gak bisa lebih teliti dari Welly. Justru salahnya di soal2 yang sebenernya sangat gampang, secara kuncinya udah jelas banget. 2 poin, bayangin, 2 poin sodara2. Si Welly, kemarin menjalankan kewajibannya dengan baik sebagai sahabat dengan bilang, "Sudah lah, yang penting dapet A". Masalahnya Wel, nilai A aku gak sama dengan nilai A yang dirimu dapet. Beda, Wel, BEDA.
Welly udah bete banget kayaknya setiap aku ngungkit tragedi 2 poin. Dan selama jam pelajaran Ma'am Duma, kita akhirnya berikrar *bahasanya* untuk bersaing, secara sehat tentunya, menjadi juara kelas, kalo bisa juara seantero STBA.
Tuh, saingan itu asik lagi. Bisa menambah semangat belajar. Apalagi saingannya sama sohib sendiri. Makanya, jangan takut bersaing, ya.
Aku suka. Gimana, ya, persaingan itu bisa bikin lebih bersemangat aja buat aku. Tepatnya bisa lebih memotivasi menjadi lebih baik. Kalo ada orang yang bisa lebih pinter dari aku, mendapat nilai lebih baik, maka aku akan bersaing dengan orang itu.
Kalian boleh bilang ini sebagai rasa iri hati, what so ever you call it. Tapi buat aku, this is the field of the battle to be the best.
Hampir satu semester aku kuliah di STBA. Aku sudah hafal sekali watak2 dan tingkat kecakapan penghuni kelas 1C. So, waktu UTS dimulai, aku bisa lah mengira2 kira2 siapa yang bakal jadi pesaing berat ketika aku diharuskan mengumpulkan nilai sebanyak mungkin untuk menjadi yang terbaik.
Dan sebelum hasi UTS dibagiin, di otak aku waktu itu, orang yang harus diberi perhatian penuh adalah Putri, secara Putri profesi sehari2nya adalah guru les bahasa Inggris di English course cukup ternama di Palembang. Dan selain Purti, juga Welly, the rest (sorry to say) definitely not my level.
Kemarin, Ma'am Duma bagi'in hasil UTS Sructure Grammar. Sebelumnya, hari Senin kemarin Ma'am Duma bilang hasil UTS mengecewakan, karena hampir setengah kelas dapet E. Iya, dapet E sodara2. Aku yang langsung drop banget. Soalnya waktu selesai UTS aku sempet membahas soal2 sama Welly, my campus-best mate. Waktu itu si Welly cukup bikin drop karena ternyata kita banyak bedanya daripada samanya. Soalnya seminggu sebelum UTS kita sempet belajar bareng.
Dan ternyata sodara2, who's finally beat me at the test? Jawabannya bukan Putri. Karena ternyata score aku dan Putri terpaut 6 poin dengan Wiwiengurl sebagai pemenangnya. Justru diriku kalah 2 poin saja dari Welly Yansen. Iya, Welly, someone that I called my campus-best mate.
AAARRGGHHHH.....!
Ugh! Kesel banget rasanya. Bukan karena aku merasa dikalahkan oleh sohib sendiri. Tapi, kenapa gak bisa lebih teliti dari Welly. Justru salahnya di soal2 yang sebenernya sangat gampang, secara kuncinya udah jelas banget. 2 poin, bayangin, 2 poin sodara2. Si Welly, kemarin menjalankan kewajibannya dengan baik sebagai sahabat dengan bilang, "Sudah lah, yang penting dapet A". Masalahnya Wel, nilai A aku gak sama dengan nilai A yang dirimu dapet. Beda, Wel, BEDA.
Welly udah bete banget kayaknya setiap aku ngungkit tragedi 2 poin. Dan selama jam pelajaran Ma'am Duma, kita akhirnya berikrar *bahasanya* untuk bersaing, secara sehat tentunya, menjadi juara kelas, kalo bisa juara seantero STBA.
Tuh, saingan itu asik lagi. Bisa menambah semangat belajar. Apalagi saingannya sama sohib sendiri. Makanya, jangan takut bersaing, ya.
Tuesday, November 25, 2008
Nostalgila
Waktu jaman2 dulu, lagu2 kayak gini yang aku paling suka. Lucu, asik, dan liriknya gimanaaaaaaa gitu. Dulu, aku inget banget lagu ini dikenalin sama Kak Tedi yang pada masanya adalah penyiar radio paling pintar (baca: menurut saya). Lagu ini punya judul One Week, dinyanyikan oleh grup musik asal Toronto, Canada bernama Barenaked Ladies. Sedangkan lagu ini ada di album Stunt yang merupakan album mahakarya mereka.
Lagu One Week ini juga menjadi nominasi Pop Performance by a Duo or Group category di Grammy 1999, tapi gak menang. Ada lagi satu lagu mereka yang aku juga suka, kalo gak salah judulnya It's All Been Done.
Kalo inget lagu oldies kayak gini, jadi keinget masa lalu, masa2 aku masih menjadi orang aneh. Kadang2 suka ketawa sendiri kalo inget kejadian2 masa lalu. Konyol.
Sunday, November 23, 2008
Aku suka bahasa Inggris. Banget. Buat aku, English is sexy *caileeeee*
Tapi beneran, aku selalu berpikiran kalo cowok yang suka dan bisa berbahasa Inggris itu adalah cowok yang sexy *tapi teutep, nice personality and appearance would be the first consideration*
Nah, untuk memperlancar bahasa Inggris, aku suka banget nonton apapun yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Mulai dari serial TV, reality show, sampe berita. Nah, karena keluarga saya sampe sekarang masih menolak berlangganan jaringan tv kabel *kasian sales nya, kalo dateng selalu ditolak, maaf ya mbak...*, acara2 berita yang aku tongkrongin cuma acara berita berbahasa Inggris di Metro TV, yaitu Indonesia This Morning dan Indonesia Now.
Pertamanya suka nonton Indonesia This Morning karena hostnya cakep *dulu hosted by Randy Salim, lalu Tommy Tjokro, both of them are adorable* tapi sekarang walopun yang bawain Zelda tetep jadi sarapan pagi buat otak. Kalo Indonesia Now, aku pun jatuh cinta sama the male host. Walopun Dalton Tanonaka terlalu tuir buat dijadiin idola, but he's fine. Jarang banget denger orang Jepang punya aksen Inggris sekeren Dalton.
Kalo reality show, yang paling banyak menambah perbendaharaan vocab saya adalah American Idol dan Fear Factor. Duh, cinta banget sama Ryan Seacrest dan Joe Rogan itu. Apalagi Fear Factor, kan para pesertanya suka ngomong2 pake bahasa Amerika yang gimanaaaa gitu.
Dulu, waktu saya masih males banget belajar dan buka buku, acara2 semacam itu sangat membantu.
Nah, kalo masalah latihan ngomong, medianya sudah lain. Ini larinya ke acara radio. Ada beberapa acara English talk show gitu kan di radio. Dulu yang paling aku suka banget adalah talk show di Smart FM. Namanya Uncle JC's Happy Hour. Tuh acara emang keren banget. Tapi sebelum itu, di SPI udah ada Sunday Morning yang dirintis sama Mbak Uwi, lalu dilanjutkan perjuangannya oleh Jeng Femmy. Sempet waktu itu ada juga beberapa station yang ikut2an bikin acara serupa, tapi semua gak bertahan lama. Sunday Morning cukup lama bertahan di station yang sama, kurang lebih 8 tahun.
Setelah Jeng Fem hengkang *bahasa nya buuuu...* dari SPI, perjuangan mencerdaskan bangsa dengan memasyarakatkan bahasa Inggris dan membahasainggriskan masyarakat tidak berhenti sampai situ. Acara serupa dengan host yang sama kembali mengudara di Real FM, bermetamorfosa menjadi Real Voices *pertama kali mengudara bertitel Real English Zone*
Menurut aku, acara2 semacam ini bagus banget buat melatih kecakapan berbahasa Inggris, karena biasanya masalah pertama yang dihadapi oleh mereka2 yang ingin lancar berbahasa Inggris itu adalah MALU ngomong. Beneran. Mereka takut salah dan diketawain. Karena takut jadinya mending gak usah ngomong. Padahan to err is human, kan? So, speak up!
Tapi beneran, aku selalu berpikiran kalo cowok yang suka dan bisa berbahasa Inggris itu adalah cowok yang sexy *tapi teutep, nice personality and appearance would be the first consideration*
Nah, untuk memperlancar bahasa Inggris, aku suka banget nonton apapun yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Mulai dari serial TV, reality show, sampe berita. Nah, karena keluarga saya sampe sekarang masih menolak berlangganan jaringan tv kabel *kasian sales nya, kalo dateng selalu ditolak, maaf ya mbak...*, acara2 berita yang aku tongkrongin cuma acara berita berbahasa Inggris di Metro TV, yaitu Indonesia This Morning dan Indonesia Now.
Pertamanya suka nonton Indonesia This Morning karena hostnya cakep *dulu hosted by Randy Salim, lalu Tommy Tjokro, both of them are adorable* tapi sekarang walopun yang bawain Zelda tetep jadi sarapan pagi buat otak. Kalo Indonesia Now, aku pun jatuh cinta sama the male host. Walopun Dalton Tanonaka terlalu tuir buat dijadiin idola, but he's fine. Jarang banget denger orang Jepang punya aksen Inggris sekeren Dalton.
Kalo reality show, yang paling banyak menambah perbendaharaan vocab saya adalah American Idol dan Fear Factor. Duh, cinta banget sama Ryan Seacrest dan Joe Rogan itu. Apalagi Fear Factor, kan para pesertanya suka ngomong2 pake bahasa Amerika yang gimanaaaa gitu.
Dulu, waktu saya masih males banget belajar dan buka buku, acara2 semacam itu sangat membantu.
Nah, kalo masalah latihan ngomong, medianya sudah lain. Ini larinya ke acara radio. Ada beberapa acara English talk show gitu kan di radio. Dulu yang paling aku suka banget adalah talk show di Smart FM. Namanya Uncle JC's Happy Hour. Tuh acara emang keren banget. Tapi sebelum itu, di SPI udah ada Sunday Morning yang dirintis sama Mbak Uwi, lalu dilanjutkan perjuangannya oleh Jeng Femmy. Sempet waktu itu ada juga beberapa station yang ikut2an bikin acara serupa, tapi semua gak bertahan lama. Sunday Morning cukup lama bertahan di station yang sama, kurang lebih 8 tahun.
Setelah Jeng Fem hengkang *bahasa nya buuuu...* dari SPI, perjuangan mencerdaskan bangsa dengan memasyarakatkan bahasa Inggris dan membahasainggriskan masyarakat tidak berhenti sampai situ. Acara serupa dengan host yang sama kembali mengudara di Real FM, bermetamorfosa menjadi Real Voices *pertama kali mengudara bertitel Real English Zone*
Menurut aku, acara2 semacam ini bagus banget buat melatih kecakapan berbahasa Inggris, karena biasanya masalah pertama yang dihadapi oleh mereka2 yang ingin lancar berbahasa Inggris itu adalah MALU ngomong. Beneran. Mereka takut salah dan diketawain. Karena takut jadinya mending gak usah ngomong. Padahan to err is human, kan? So, speak up!
Friday, November 21, 2008
A Little Unwell...
Musim hujan memang membawa sejuta masalah. Mulai dari yg namanya banjir, udah gitu becek, sampe ke masalah sakit penyakit.
Kayak sekarang ini, diriku juga kena imbasnya. Beberapa hari ini body gak fit banget. Bawaannya dingin mulu. Apalagi di kantor, kerjaanmya bolak balik ngecilin AC. Mungkin karena kondisi fisik yg semakin tua kali ya, jadi daya tahan tubuh menurun & mudah terserang penyakit. Ya nasib, ya nasib...
Kayak sekarang ini, diriku juga kena imbasnya. Beberapa hari ini body gak fit banget. Bawaannya dingin mulu. Apalagi di kantor, kerjaanmya bolak balik ngecilin AC. Mungkin karena kondisi fisik yg semakin tua kali ya, jadi daya tahan tubuh menurun & mudah terserang penyakit. Ya nasib, ya nasib...
Sunday, November 16, 2008
AKHIRNYA...
Udah 1 minggu ini aku gak bisa konek internet. Ini quiet make me bete abis. Soalnya tanpa internet aku gak bisa ngapa2in. Biasanya kan kalo abis pulang kampus gitu, ritual sebelum tidur adalah getting on line at least an hour, nah, karena providernya oneng, maka ritual maha mulia itu berganti menjadi belajar sampe jam 11 malem.
Ceritanya, udah semingguan ini aku nelponin orang providernya, setiap hari operatornya lain2. Ada yang ketus, ada yang sabar, ada yang baik hati. Ada cerita tentang operator yang ketus. Kredibilitas operator yang satu ini agak diragukan. Masalahnya, koneksinya gagal karena menurut yang tertera di layar monitor adalah salah password. Si operator malah nyuruh ngecek kabel2 yang menghubungkan PC ke modem. Gila ya, padahal udah dibilangin berkali2 lampu modemnya idup semua. Karena aku adalah tipe orang yang paling gak sabaran, demi menghindari berbagai kata mutiara keluar dari mulut indahku, akhirnya dengan damai telepon aku matiin.
Operator selanjutnya, menyarankan agar aku ke kantor Telkom dan minta dibikinin password yang baru. Ini jelas ngerepotin, soalnya aku mana bisa keluar2 kantor pas jam kerja. Bisa kacau. Aku coba2 login telkomspeedy.com dari kantor, ternyata aku bisa ngecek jumlah pemakaian dengan password lama. Artinya aku gak salah password dong. Akhirnya aku ganti password dari situ, dengan harapan nanti dirumah bisa konek kalo pake password baru. Sampe rumah, hasilnya zero.
Barusan tadi, aku iseng nelpon lagi ke Telkom, yang ngangkat namanya Mbak Rani. Orangnya baik bener dan punya suara sekelas penyiar2 radio top. Aku ceritain semua keluh kesah termasuk bisa login telkompseedy.com pake password lama. Si Mbak akhirnya minta no telp yang bisa dihubungi buat dikasiin ke teknisinya. Gak lama, seseorang bernama Adis nelpon dan akhirnya aku bisa on line lagi.... HORAY....
Thanks for Mbak Rani dan juga Adis, you are my saviors...!
Ceritanya, udah semingguan ini aku nelponin orang providernya, setiap hari operatornya lain2. Ada yang ketus, ada yang sabar, ada yang baik hati. Ada cerita tentang operator yang ketus. Kredibilitas operator yang satu ini agak diragukan. Masalahnya, koneksinya gagal karena menurut yang tertera di layar monitor adalah salah password. Si operator malah nyuruh ngecek kabel2 yang menghubungkan PC ke modem. Gila ya, padahal udah dibilangin berkali2 lampu modemnya idup semua. Karena aku adalah tipe orang yang paling gak sabaran, demi menghindari berbagai kata mutiara keluar dari mulut indahku, akhirnya dengan damai telepon aku matiin.
Operator selanjutnya, menyarankan agar aku ke kantor Telkom dan minta dibikinin password yang baru. Ini jelas ngerepotin, soalnya aku mana bisa keluar2 kantor pas jam kerja. Bisa kacau. Aku coba2 login telkomspeedy.com dari kantor, ternyata aku bisa ngecek jumlah pemakaian dengan password lama. Artinya aku gak salah password dong. Akhirnya aku ganti password dari situ, dengan harapan nanti dirumah bisa konek kalo pake password baru. Sampe rumah, hasilnya zero.
Barusan tadi, aku iseng nelpon lagi ke Telkom, yang ngangkat namanya Mbak Rani. Orangnya baik bener dan punya suara sekelas penyiar2 radio top. Aku ceritain semua keluh kesah termasuk bisa login telkompseedy.com pake password lama. Si Mbak akhirnya minta no telp yang bisa dihubungi buat dikasiin ke teknisinya. Gak lama, seseorang bernama Adis nelpon dan akhirnya aku bisa on line lagi.... HORAY....
Thanks for Mbak Rani dan juga Adis, you are my saviors...!
Friday, November 07, 2008
Never Trouble Troubles 'till Trouble Troubles You
Belakangan Palembang hujan mulu. Banjir dimana2, walopun sifat banjirnya hanya numpang lewat, tapi cukup merepotkan. Sebetulnya, aku bukan tipikal orang yang membenci hujan. Gak masalah sih buat aku hujan mau datang kapan saja. Malah, ada gitu saat2 dimana aku sangat menikmati hujan.
Tapi tidak buat kemarin. Hujan sangat merepotkan aku kemarin. Memang datengnya malem, waktu yang sangat ideal. Masalahnya sodara2, huajannya dateng pas kita baru aja menyelesaikan subject terakhir dan kebetulan kemarin itu ada banyak sekali pekerjaan yang harus saya selesaikan, karena schedule aku sehabis dari kampus adalah duduk di depan komputer, mijitin keyboard, bikin tugas (in this point i definitely think that kuliah itu ngerepotin banget).
Temen2 sekelas kebanyakan nunggu di tempat parkiran. Kita sama2 nunggu paling gak sampe angin yang luar biasa kenceng agak tenang dan suasana langit agak damai. Tapi, tunggu punya tunggu, hujannya bukannya mereda, tapi malah tambah deres, dan petir semakin menjadi. Cuman kali ini angin udah gak sekenceng sebelumnya.
Lebih dari 30 menit kita nungguin, akhirnya satu per satu anak2 mulai nekat. Keadaan ini membuat keyakinan aku sedikit goyah. Akhirnya, aku juga ikutan pulang barengan Higita yang kebetulan punya kerjaan di Patal. Untung ada si Higita, jadi aku bisa jadiin dia tandem biar body gak kaku kena hujan, kasihan Higita (maafkan aku, Git, tapi itulah resiko numpang hehe...)
Masalah gak selesai sampe disitu. Hujan segede itu cukup bikin repot menentukan jalan mana yang harus di ambil, karena sebagian besar jalan2 menuju rumah aku udah habis kena banjir. Tak ada pilihan lain selain menerjang genangan air yang sudah lumayan tinggi. Sepanjang jalan aku gak berenti komat kamit agar kita ada di jalur yang benar, artinya kita gak masuk lobang atau secara idiot malah masuk got, dan juga berdoa agar mesin motor gak mati di tengah kubangan banjir. Soalnya kita udah liat banyak banget orang2 yang ngedorong motornya sepanjang banjir. Kasihan mereka...
Setelah berjuang sekuat tenaga menghadapi banjir yang maha dasyat, akhirnya sampai dirumah juga. Sampe dirumah, langsung ngerjain tugas, dan akhirnya dengan sangat sukses membuat saya harus rela tidur jam 1 pagi.
Tadi pagi, kepala udah gak bisa diajak kompromi. Berat banget. Nyokap nyaranin minum obat, tapi aku adalah tipikal orang yang gak mau membiasakan diri minum obat. Kalo cuma pusing2 doang seharusnya bisa selesai dengan tidur saja. Tapi di kantor jadi lain, sudah tidak bisa ditawar2 lagi. Body pun jadi ikutan meriang. Teman2ku yang baik itu menyarankan agar aku minum jahe anget. Sempet ogah sih. Tapi apa daya, mereka sudah merepotkan diri mereka untuk membuatkan secangkir wedang jahe untuk diriku *terharu*
Sorenya di kampus, bener2 sudah gak bisa konsentrasi. Jam pertama, Pancasila, matkul paling ngebosenin, lebih horor karena dosennya kalo dikte pake kecepatan kilat. Untung jam kedua jadi asik, karena kita ada debat yang luar biasa asik. Lumayan buat bikin mata melek.
Matkul ketiga, Welly ngajakin bolos. Sebenernya tanpa diajak pun aku udah niat banget mau bolos, soalnya body bener2 udah gak kuat. Dan keputusan bolos adalah keputusan yang sangat kami syukuri, karena sekarang hujan turun lagi, walopun gak sedasyat kemarin. What a bless...
The rain definitely troubles me lately.
Tapi tidak buat kemarin. Hujan sangat merepotkan aku kemarin. Memang datengnya malem, waktu yang sangat ideal. Masalahnya sodara2, huajannya dateng pas kita baru aja menyelesaikan subject terakhir dan kebetulan kemarin itu ada banyak sekali pekerjaan yang harus saya selesaikan, karena schedule aku sehabis dari kampus adalah duduk di depan komputer, mijitin keyboard, bikin tugas (in this point i definitely think that kuliah itu ngerepotin banget).
Temen2 sekelas kebanyakan nunggu di tempat parkiran. Kita sama2 nunggu paling gak sampe angin yang luar biasa kenceng agak tenang dan suasana langit agak damai. Tapi, tunggu punya tunggu, hujannya bukannya mereda, tapi malah tambah deres, dan petir semakin menjadi. Cuman kali ini angin udah gak sekenceng sebelumnya.
Lebih dari 30 menit kita nungguin, akhirnya satu per satu anak2 mulai nekat. Keadaan ini membuat keyakinan aku sedikit goyah. Akhirnya, aku juga ikutan pulang barengan Higita yang kebetulan punya kerjaan di Patal. Untung ada si Higita, jadi aku bisa jadiin dia tandem biar body gak kaku kena hujan, kasihan Higita (maafkan aku, Git, tapi itulah resiko numpang hehe...)
Masalah gak selesai sampe disitu. Hujan segede itu cukup bikin repot menentukan jalan mana yang harus di ambil, karena sebagian besar jalan2 menuju rumah aku udah habis kena banjir. Tak ada pilihan lain selain menerjang genangan air yang sudah lumayan tinggi. Sepanjang jalan aku gak berenti komat kamit agar kita ada di jalur yang benar, artinya kita gak masuk lobang atau secara idiot malah masuk got, dan juga berdoa agar mesin motor gak mati di tengah kubangan banjir. Soalnya kita udah liat banyak banget orang2 yang ngedorong motornya sepanjang banjir. Kasihan mereka...
Setelah berjuang sekuat tenaga menghadapi banjir yang maha dasyat, akhirnya sampai dirumah juga. Sampe dirumah, langsung ngerjain tugas, dan akhirnya dengan sangat sukses membuat saya harus rela tidur jam 1 pagi.
Tadi pagi, kepala udah gak bisa diajak kompromi. Berat banget. Nyokap nyaranin minum obat, tapi aku adalah tipikal orang yang gak mau membiasakan diri minum obat. Kalo cuma pusing2 doang seharusnya bisa selesai dengan tidur saja. Tapi di kantor jadi lain, sudah tidak bisa ditawar2 lagi. Body pun jadi ikutan meriang. Teman2ku yang baik itu menyarankan agar aku minum jahe anget. Sempet ogah sih. Tapi apa daya, mereka sudah merepotkan diri mereka untuk membuatkan secangkir wedang jahe untuk diriku *terharu*
Sorenya di kampus, bener2 sudah gak bisa konsentrasi. Jam pertama, Pancasila, matkul paling ngebosenin, lebih horor karena dosennya kalo dikte pake kecepatan kilat. Untung jam kedua jadi asik, karena kita ada debat yang luar biasa asik. Lumayan buat bikin mata melek.
Matkul ketiga, Welly ngajakin bolos. Sebenernya tanpa diajak pun aku udah niat banget mau bolos, soalnya body bener2 udah gak kuat. Dan keputusan bolos adalah keputusan yang sangat kami syukuri, karena sekarang hujan turun lagi, walopun gak sedasyat kemarin. What a bless...
The rain definitely troubles me lately.
Subscribe to:
Posts (Atom)