Saturday, September 27, 2008

Thank God It's Holiday

"Libur tlah tiba
Libur tlah tiba
Hore..hore..hore..."

Finally, akhirnya libur juga. Libur tahun ini sangat mahal buat aku. Kenapa? Karena beberapa hari ini suasana kantor tegang banget. Dan ketika akhirnya libur, kita, khususnya saya, seperti di kasih air pelepas dahaga yang luar biasa sejuk. Terima kasih Tuhan.

Hari pertama libur, di rumah saja. Pengennya tadi nonton Laskar Pelangi. Kemaren udah janjian sama Wen Wen, anak bos, buat nonton bareng. Apa mau dikata, ternyata hari ini anak Bangau masih masuk sekolah. Si Wen Wen ngajakin nonton sore, males banget. Jadi lah acara nonton gatot. Akhirnya cuma di rumah aja, baca novel sama nge-net seharian. Cukup buat membuat rabun mata semakin parah.

Ya udah, selamat liburan yah. Have a very lovely holiday to all of ya. GBU.

Saturday, September 20, 2008



Pokoknya harus nonton film ini. Harus. Harus. HARUS.


Postingan kali ini aku pingin membahas sebuah mahakarya dari seorang sahabat terjenius yang aku punya *hehe…gak pernah nyangka kan, kalo orang sebego aku bisa temenan sama orang yang smart*

Yup, sodara2, kita akan ngomongin buku otobiografi yang bertajuk BLIND POWER Berdamai dengan Kegelapan, karya Eko Ramaditya Adikara.

Nah, sama kayak buku2 otobiografi pada umumnya, di beberapa bab pertama buku ini bercerita tentang kehidupan Rama dan keluarganya. Kalo boleh jujur, bagian ini yang paling aku suka dari buku ini. Walaupun ngakunya udah kenal lama sama Mas yang satu ini, tetap aja aku gak tau apa2 tentang kehidupan paling pribadi Rama, sampai akhirnya aku baca buku ini. Bagian dimana aku bisa menitikkan air mata.

Gimana enggak, membaca Rama menceritakan bagaimana orang tua nya begitu menyayangi Rama, memperlakukannya bukan sebagai seorang *maaf* penyandang tunanetra. Gimana perjuanga mereka mendidik Rama untuk melakukan ini itu sendiri, karena sampai Rama berumur 6 tahun, Rama baru mengetahui dirinya tidak bisa melihat. Itu pun dari anak2 yang menjadi teman sepermainannya.

Bagaimana orang tuanya tidak pernah merasa malu mempunyai seorang anak yang mempunyai kekurangan pada penglihatannya, yang tidak pernah menyuruhnya hanya berdiam di dalam rumah, atau disuruh masuk kedalam kamar apabila ada tamu yang berkunjung. Malah, mereka memperkenalkan Rama kepada mereka.

Memperjuangkan kesetaraan pendidikan Rama dengan mereka yang berpenglihatan normal. Sampai2 Rama harus bertaruh dengan panitia penerimaan mahasiswa baru di Universitas Darma Persada ketika koordinator saat itu mengembalikan uang pendaftaran kepada keluarga Rama dengan alasan mereka tidak bisa menerima mahasiswa yang bermasalah dengan penglihatan.

Dari sini aku dapat pesan moral yang dalem banget. gak semua orang tua punya jiwa besar seperti orangtua Rama. Contoh nyata yang sering banget kita tonton di tayanga berita criminal, ada anak yang baru lahir udah digorok sama ibu kandungnya. Atau ada bayi merah yang ditemukan warga di tempat penampungan sampah. Dan kalo mau mengulik kisah yang agak bermoral, dengan sengaja meninggalkan bayi mereka di panti asuhan, di dalem keranjang buah dan di sisipin surat di atasnya yang bertuliskan “Tolong rawat bayi ini”

Tapi orang tua Rama, alih2 membuang Rama, mereka malah berjuang mati2an memperjuangkan kesetaraan buat anak mereka yang memiliki kekurangan pada penglihatannya. Salut dan hormat saya buat mereka.

“Apa yang kau tanam itu yang akan kau tuai”
Kalo gak salah kira2 begitulah bunyi peribahasanya. Dan sekarang orang tua Rama sudah bisa merasakan hasil perjuangan panjang mereka. Anak mereka yang tidak mempunyai kondisi fisik yang sempurna ternyata bisa melakukan lebih dari yang mungkin pernah mereka bayangkan. Diundang syuting buat acara talkshow di berbagai stasiun TV dan radio. Menguasai komputer yang bahkan tidak semua orang yang berpenglihatan normal *termasuk saya* bisa mengoperasikan secepat dan sehebat Rama. Bahkan Rama bisa CS-an sama Roy Suryo, si pakar telematika nomor wahid negeri ini.

Cerita selanjutnya di buku ini berisikan saduran website nya Rama. Buat yang sering log on ke www.ekoramaditya.com pastinya sudah pernah membaca sebagian besar dari isi buku ini dari diary online di website ini.

Overall, buku ini bagus banget buat dibaca *baca: bukan dalam rangka berpromosi*, karena sarat banget dengan motivasi. Apalagi buat kita yang seringkali mengeluh karena hal2 yang sebenarnya sepele, pasti bakal malu pada diri sendiri kalo membaca kisah Rama di buku ini. Dan sepertinya unutk itu lah buku ini dibuat.

Buku yang aku punya dikirim langsung oleh yang nulis *grin* lengkap dengan tanda tangan Rama dan pesan yang berbunyi TO MY BEST FRIEND.
Hmm… best friend… am I..?

Thursday, September 04, 2008



Isn't this song beautiful...?