Wednesday, February 13, 2008

Phew…
Akhirnya selese jug abaca HP-7.



Ada yang hilang bersamaan dengan selesainya gw baca seri terakhir dari rangkaian epik Harry Potter (dan dengan bahasa yang gw ngerti sepenuhnya). Mungkin perasaan ini muncul karena nanti2nya gak bakalan ada perasaan penasaran lagi sama kejutan apa lagi yang bakal di berikan sama Ms. Rowling. Gak ada lagi moment2 gak sabaran nunggu tanggal terbit kelanjutan serial ini. Cos this is the real good bye. There’s no more Harry Potter story.

Butuh waktu 17 hari buat gw malahap habis hampir 1000 halaman novel ke-7 ini. Agak lama. Apalagi kalo dibandingin waktu gw dapet bajakan versi Inggrisnya, yang secara spektakuler selesai gw baca dalam tempo 7 hari saja *bukan… bukan karena gw jago Inggris, tapi karena banyakan gak ngertinya, jadi banyak yang di pass aja hehehe…*

Walopun gw udah baca versi Inggrisnya dari kapan tau, tetep aja gw menitikkan air mata di beberapa bab terakhir. Terutama di bab 33 dan 34. Di situ Harry mengetahui semua rahasia Snape, akhirnya. Kalo Lily Potter adalah cinta sejatinya. Betapa dengan segenap jiwanya, Snape terus melindungi Harry selama di Hogwarts. Dan mungkin, sifat Snape yang sok kejem dan hobi banget kasih detensi ke Harry sebenernya hanyalah karena Snape ingin merasakan kehadiran Lily dalam wujud Harry. However, Harry inherited his mother’s eyes.

Satu lagi yang bikin gw sedih adalah disaat Harry berjalan menuju Hutan Terlarang menyongsong kematiannya. Ketika Snitch yang diwariskan Dumbledore kepadanya akhirnya terbuka, dan dia bisa melihat orang tuanya, Sirius dan juga Lupin. Mengharu biru banget.

Overall, JK. Rowling sukses menutup epik ini dengan sangat apik. Sayangnya, JKR tidak menerangkan karir apa yang akhirnya dipilih Harry. Apakah sesuai dengan cita2nya menjadi seorang Auror, atau seperti yang banyak orang tebak, menjadi Menteri Sihir. It’s still a mistery, eh?

No comments: